Mobil Listrik vs Mobil Konvensional: Mana yang Lebih Tepat untuk Anda?
Diposting pada Maret 12, 2025 oleh Nur Wachda Mihmidati

Perkembangan teknologi otomotif semakin mendorong peralihan dari mobil konvensional berbahan bakar fosil ke mobil listrik yang lebih ramah lingkungan. Baik untuk penggunaan individu maupun bisnis dengan armada kendaraan, memilih antara mobil listrik dan mobil konvensional membutuhkan pertimbangan dari berbagai aspek seperti biaya operasional, efisiensi energi, infrastruktur pendukung, serta regulasi pemerintah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbandingan antara mobil listrik dan mobil konvensional, termasuk bagaimana bisnis dapat mengoptimalkan armada kendaraan dengan Smart Fleet Management System dari TransTRACK untuk efisiensi yang lebih baik dan operasional yang lebih berkelanjutan.
Perbandingan Mobil Listrik vs Mobil Konvensional untuk Individu
Berikut adalah perbandingan antara mobil listrik dan mobil konvensional berdasarkan beberapa aspek utama:
1. Efisiensi Energi dan Konsumsi BBM
- Mobil Listrik: Memiliki efisiensi energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Sebagian besar energi listrik yang digunakan dikonversi langsung menjadi tenaga untuk menggerakkan kendaraan.
- Mobil Konvensional: Mesin pembakaran internal hanya mampu mengonversi sekitar 20-30% energi dari bahan bakar menjadi tenaga, sementara sisanya hilang sebagai panas.
2. Biaya Pembelian dan Perawatan
- Mobil Listrik: Harga awalnya cenderung lebih mahal karena baterai yang berbiaya tinggi. Namun, biaya perawatan lebih rendah karena lebih sedikit komponen bergerak dan tidak memerlukan pergantian oli atau perawatan mesin yang kompleks.
- Mobil Konvensional: Harga awal lebih bervariasi, tergantung pada model dan spesifikasi. Namun, biaya operasional lebih tinggi karena membutuhkan bahan bakar yang terus-menerus serta perawatan rutin seperti pergantian oli, filter, dan komponen mesin lainnya.
3. Infrastruktur Pengisian Daya vs SPBU
- Mobil Listrik: Infrastruktur pengisian daya masih berkembang, dan ketersediaannya bergantung pada wilayah. Pengisian daya di rumah membutuhkan pemasangan charger khusus dan waktu pengisian yang lebih lama dibandingkan pengisian bahan bakar.
- Mobil Konvensional: SPBU tersedia luas, memungkinkan pengisian bahan bakar lebih cepat dan praktis dibandingkan pengisian daya mobil listrik.
4. Dampak Lingkungan dan Emisi Karbon
- Mobil Listrik: Tidak menghasilkan emisi langsung saat digunakan, tetapi produksi listrik untuk pengisian daya masih dapat berkontribusi terhadap emisi karbon, tergantung pada sumber energi listriknya. Produksi baterai juga memiliki dampak lingkungan, meskipun semakin berkembang teknologi daur ulang baterai.
- Mobil Konvensional: Menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi selama penggunaan, termasuk karbon dioksida (COâ‚‚) dan polutan lainnya yang berkontribusi terhadap perubahan iklim dan polusi udara.
Kesimpulannya, mobil listrik lebih unggul dalam efisiensi energi dan dampak lingkungan, sementara mobil konvensional masih memiliki keunggulan dalam infrastruktur dan biaya awal yang lebih terjangkau. Pemilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan individu, akses terhadap infrastruktur pengisian daya, dan pertimbangan biaya jangka panjang.
Perbandingan Mobil Listrik vs Mobil Konvensional untuk Bisnis dengan Armada
Berikut adalah perbandingan antara mobil listrik dan mobil konvensional dalam konteks bisnis dengan armada kendaraan:
1. Total Cost of Ownership (TCO) untuk Armada
- Mobil Listrik: Meskipun harga pembelian awal lebih tinggi, biaya operasional lebih rendah karena biaya energi lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu, biaya perawatan lebih rendah karena lebih sedikit komponen bergerak dan tidak ada kebutuhan pergantian oli atau perawatan mesin yang kompleks. Dalam jangka panjang, TCO mobil listrik bisa lebih kompetitif, terutama jika ada insentif pajak atau subsidi.
- Mobil Konvensional: Harga pembelian awal lebih terjangkau dan lebih banyak pilihan model. Namun, biaya operasional lebih tinggi karena harga bahan bakar yang fluktuatif dan kebutuhan perawatan berkala seperti pergantian oli, filter, dan sistem pembakaran.
2. Efisiensi Operasional dan Jangkauan Kendaraan
- Mobil Listrik: Lebih efisien dalam konsumsi energi dan memiliki biaya per kilometer yang lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Namun, jangkauan perjalanan masih terbatas oleh kapasitas baterai, dan waktu pengisian daya bisa menjadi kendala dalam operasional armada yang membutuhkan mobilitas tinggi.
- Mobil Konvensional: Memiliki keunggulan dalam jangkauan yang lebih panjang serta pengisian bahan bakar yang cepat di SPBU. Hal ini membuatnya lebih fleksibel untuk operasional armada dengan mobilitas tinggi dan rute panjang.
3. Regulasi dan Insentif Pemerintah
- Mobil Listrik: Banyak negara memberikan insentif pajak, subsidi, dan keringanan biaya kepemilikan untuk kendaraan listrik. Beberapa kota juga memberlakukan zona rendah emisi (LEZ) yang membatasi kendaraan berbahan bakar fosil. Ini bisa menjadi keuntungan bagi bisnis yang ingin mengurangi biaya pajak dan memanfaatkan insentif pemerintah.
- Mobil Konvensional: Menghadapi peningkatan regulasi terkait emisi karbon, seperti pajak emisi dan pembatasan operasional di beberapa daerah perkotaan. Hal ini dapat meningkatkan biaya operasional dalam jangka panjang jika regulasi semakin ketat.
Kesimpulan
- Mobil listrik lebih menguntungkan bagi bisnis dengan armada yang beroperasi dalam radius terbatas, memiliki akses ke infrastruktur pengisian daya, dan ingin menekan biaya jangka panjang serta memanfaatkan insentif pemerintah.
- Mobil konvensional masih lebih unggul untuk armada dengan kebutuhan operasional tinggi, terutama di daerah yang belum memiliki infrastruktur pengisian daya yang memadai.
Pilihan terbaik bergantung pada jenis operasional bisnis, kebutuhan jarak tempuh, serta regulasi dan insentif yang berlaku di wilayah operasional armada.
Berapa biaya operasional mobil listrik dibandingkan mobil bensin?
Biaya operasional mobil listrik lebih rendah dibandingkan mobil bensin karena konsumsi energi yang lebih efisien dan biaya perawatan yang lebih murah. Berikut adalah perbandingan umumnya:
1. Biaya Energi (Listrik vs. Bensin)
- Mobil Listrik: Rata-rata konsumsi listrik mobil listrik sekitar 15-20 kWh per 100 km.
- Jika tarif listrik rumah tangga sekitar Rp1.500 per kWh, maka biaya perjalanan 100 km sekitar Rp22.500 – Rp30.000.
- Mobil Bensin: Konsumsi bahan bakar sekitar 10-15 km per liter.
- Dengan harga bensin Rp13.000 per liter, biaya perjalanan 100 km sekitar Rp86.000 – Rp130.000.
🔹 Mobil listrik bisa 3-5 kali lebih hemat dibandingkan mobil bensin dalam hal konsumsi energi.
2. Biaya Perawatan
- Mobil Listrik: Lebih sedikit komponen bergerak, tidak perlu pergantian oli, timing belt, atau busi. Estimasi biaya perawatan 40-60% lebih murah dibandingkan mobil bensin.
- Mobil Bensin: Membutuhkan perawatan rutin seperti pergantian oli, filter, dan servis mesin, yang bisa mencapai Rp5-10 juta per tahun, tergantung jenis kendaraan.
Mobil listrik lebih hemat dalam jangka panjang, terutama untuk pemakaian harian atau armada bisnis. Namun, perlu mempertimbangkan ketersediaan infrastruktur pengisian daya dan harga beli awal yang lebih tinggi.
Apakah mobil listrik cocok untuk bisnis dengan armada kendaraan?
Mobil listrik cocok untuk bisnis dengan armada kendaraan, terutama jika operasionalnya sesuai dengan keunggulan kendaraan listrik. Berikut adalah pertimbangan utama:
Keunggulan Mobil Listrik untuk Armada Bisnis
- Biaya Operasional Lebih Rendah – Listrik lebih murah dibanding bensin/solar, dan biaya perawatan lebih rendah karena lebih sedikit komponen bergerak.
- Insentif & Pajak Rendah – Banyak negara, termasuk Indonesia, memberikan insentif pajak, subsidi, dan pengurangan biaya operasional untuk kendaraan listrik.
- Ramah Lingkungan & Kepatuhan Regulasi – Cocok untuk bisnis yang ingin menurunkan emisi karbon dan memenuhi regulasi zona rendah emisi (LEZ).
- Efisiensi Energi – Biaya per km lebih murah dibanding mobil bensin, ideal untuk perjalanan dalam kota atau rute tetap.
Tantangan dalam Penggunaan Armada Listrik
- Jangkauan Terbatas – Cocok untuk perjalanan jarak pendek-menengah, tapi kurang optimal untuk rute panjang tanpa infrastruktur pengisian yang memadai.
- Waktu Pengisian Daya – Pengisian baterai lebih lama dibanding pengisian bensin/solar, meskipun ada opsi fast charging.
- Investasi Awal Tinggi – Harga beli mobil listrik lebih mahal dibanding mobil konvensional, meskipun dapat diimbangi dengan biaya operasional yang lebih rendah dalam jangka panjang.
Maka dari itu, mobil listrik akan cocok untuk bisnis dengan rute tetap dan infrastruktur pengisian yang tersedia (misalnya layanan transportasi, logistik perkotaan, atau kendaraan operasional dalam kota). Tetapi kurang ideal untuk bisnis yang membutuhkan jangkauan jauh dan fleksibilitas tinggi, kecuali ada dukungan stasiun pengisian cepat di sepanjang rute operasional.
Mobil listrik dan mobil konvensional memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Mobil listrik menawarkan efisiensi energi, biaya operasional lebih rendah, serta dampak lingkungan yang lebih kecil, sementara mobil konvensional masih unggul dalam fleksibilitas operasional dan infrastruktur yang lebih luas.

Bagi bisnis yang ingin beralih ke armada kendaraan listrik atau mengoptimalkan operasional kendaraan konvensional, solusi terbaik adalah menggunakan Smart Fleet Management System. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memantau konsumsi energi, status baterai EV, efisiensi bahan bakar, hingga emisi karbon secara real-time. Dengan data yang akurat, bisnis dapat mengambil keputusan lebih baik untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional armada.
Optimalkan armada Anda sekarang! Gunakan Smart Fleet Management System untuk efisiensi maksimal dan masa depan yang lebih hijau.
Postingan Terbaru
Topik :