Strategi Smart Logistic untuk Meningkatkan Keberlanjutan di Industri Minyak dan Gas
Diposting pada September 25, 2024 oleh Nur Wachda Mihmidati
Pasar minyak dan gas di Asia Tenggara diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lebih dari 4% selama periode proyeksi. Penerapan smart logistic menjadi solusi inovatif yang dapat memaksimalkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional. Dengan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), big data, dan sistem manajemen berbasis informasi, perusahaan-perusahaan di sektor ini dapat melacak dan mengelola aliran barang dan informasi secara real-time.
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri minyak dan gas, penerapan smart logistic dapat membantu mengoptimalkan rantai pasokan, mulai dari eksplorasi hingga penyulingan dan distribusi. Contohnya, Indonesia yang memiliki cadangan minyak dan gas yang signifikan, berencana untuk menggandakan kapasitas penyulingan dan meningkatkan aktivitas hulu untuk mengimbangi penurunan output dari lapangan yang menua. Dengan menggunakan solusi smart logistic, perusahaan dapat lebih efisien dalam mengelola proses produksi, meminimalkan limbah, dan meningkatkan keamanan dalam pengiriman. Oleh karena itu, penerapan smart logistic tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional di pasar minyak dan gas, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan dan daya saing perusahaan dalam pasar yang semakin kompetitif.
Namun, terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti penurunan cadangan minyak mentah dan kurangnya investasi di sektor hulu, yang dapat menghambat pertumbuhan pasar. Meskipun demikian, negara-negara seperti Brunei, Vietnam, dan Myanmar memiliki potensi besar dalam industri minyak dan gas di semua sektor: hulu, midstream, dan hilir. Hal ini dapat menjadi peluang signifikan bagi pasar minyak dan gas di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia diharapkan akan mendominasi pasar ini berkat banyaknya pembangunan kilang baru, yang akan meningkatkan kapasitas produksi dan pengolahan minyak di negara tersebut.
Tren Pasar Minyak dan Gas Asia Tenggara
Sektor hilir diprediksi akan mendominasi pasar minyak dan gas di Asia Tenggara seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap produk olahan dari sektor kimia, petrokimia, dan transportasi. Dengan populasi di wilayah ini yang diperkirakan akan meningkat sekitar 13% pada tahun 2030, kebutuhan akan produk minyak bumi yang lebih banyak akan semakin mendesak. Berdasarkan BP Statistical Review of World Energy 2022, Singapura memiliki kapasitas penyulingan terbesar di kawasan ini, mencapai 1.461 ribu barel per hari pada tahun 2021, diikuti oleh Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Dengan meningkatnya permintaan produk petroleum dan upaya negara-negara untuk mencapai kemandirian energi, infrastruktur hilir di Asia Tenggara diperkirakan akan berkembang pesat dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina sedang merencanakan untuk memperluas kilang yang ada atau membangun yang baru. Malaysia, misalnya, telah banyak berinvestasi dalam kegiatan penyulingan selama dua dekade terakhir dan kini mampu memenuhi sebagian besar permintaan domestiknya setelah bergantung pada kilang di Singapura selama bertahun-tahun. Tiga kompleks petrokimia terintegrasi (IPC) besar telah dibangun di Malaysia, yaitu di Kerteh, Gebeng, dan Pasir Gudang-Tanjung Langsat. Negara-negara seperti Brunei dan Vietnam juga diperkirakan akan mendapatkan beberapa kontrak EPC di sektor hilir dalam waktu dekat. Sebagai contoh, pada Agustus 2022, PetroVietnam mengumumkan rencana untuk membangun kilang minyak dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 24 hingga 26 MT/tahun di Provinsi Ba Ria, Vung Tau, Vietnam selatan, dengan total investasi yang direncanakan mencapai USD 18,5 miliar untuk dua tahap pembangunan.
Indonesia Diperkirakan Mendominasi Pasar Minyak dan Gas
Indonesia memiliki cadangan minyak terbukti sebesar 2,5 miliar barel dan cadangan gas terbukti sebesar 49,7 triliun kaki kubik per tahun 2021. Dengan profil geografis yang beragam, Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen, di mana 36 di antaranya telah dieksplorasi sepenuhnya di Indonesia Barat, dan 14 cekungan menghasilkan minyak dan gas. Cadangan minyak dan gas yang signifikan ini mendorong aktivitas penelitian dan produksi, yang diperkirakan akan merangsang pasar minyak dan gas selama periode proyeksi.
Meskipun produksi minyak Indonesia pada tahun 2022 mencapai 834 ribu barel per hari—turun dari 858 ribu barel per hari pada tahun sebelumnya—negara ini meningkatkan aktivitas di sektor hulu untuk mengimbangi penurunan output dari lapangan yang menua. Pemerintah Indonesia juga telah mengumumkan rencana untuk menggandakan kapasitas penyulingan hingga 2025, menargetkan 2,2 juta barel per hari. Rencana ini akan menghasilkan proyek pembangunan dan peningkatan kilang serta pabrik petrokimia yang signifikan. Sebagai contoh, pada Januari 2023, Kementerian Energi Indonesia mengumumkan rencana untuk menawarkan sepuluh wilayah kerja minyak dan gas, termasuk satu blok di Laut China Selatan, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi energi dan melakukan penemuan baru. Dengan target kapasitas pengangkatan minyak mentah sebesar 1 juta barel per hari dan kapasitas pengangkatan gas sebesar 12.000 juta kaki kubik standar per hari pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi pemimpin pasar minyak dan gas di Asia Tenggara selama periode proyeksi.
Optimalisasi Produksi Minyak melalui Penerapan Smart Logistic
Produksi minyak esensial memerlukan penerapan konsep smart logistics untuk mengoptimalkan rantai pasokan yang kompleks. Proses ini menggabungkan pertanian dan industri, dengan tantangan seperti masa simpan bahan baku yang pendek dan kebutuhan untuk panen dalam kondisi tertentu. Dengan menggunakan teknologi inovatif seperti Enterprise Resource Planning (ERP), Warehouse Management System (WMS), dan Radio Frequency Identification (RFID), industri dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi waktu pengiriman, dan memastikan kepatuhan terhadap standar transportasi. Implementasi smart logistics memungkinkan pelacakan real-time dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik, sehingga menjaga kualitas bahan baku selama proses produksi.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi sistem logistik, fokus pada smart logistics juga mencakup penelitian pasar, pengembangan teknologi baru, dan pengendalian kualitas produk. Dengan pendekatan ini, industri minyak esensial dapat beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan pasar, meminimalkan kerugian, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Pengintegrasian teknologi canggih dalam smart logistics bukan hanya memperbaiki kinerja produksi, tetapi juga menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan berkelanjutan dalam sektor minyak esensial.
TransTRACK: Solusi Optimalisasi untuk Industri Minyak dan Gas Mendukung Smart Logistic
Dalam industri minyak dan gas yang sangat kompetitif dan terus berkembang, kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas menjadi prioritas utama. TransTRACK hadir sebagai solusi inovatif yang dapat mengoptimalkan rantai pasokan di sektor ini dengan mendukung penerapan smart logistic. Dengan teknologi canggih yang terintegrasi, TransTRACK menawarkan berbagai fitur yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan industri minyak dan gas.
Salah satu fitur utama dari TransTRACK adalah sistem pemantauan dan manajemen armada yang real-time. Dengan kemampuan untuk melacak posisi kendaraan dan kondisi pengiriman secara langsung, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap pengiriman dilakukan tepat waktu dan sesuai standar keselamatan. Selain itu, TransTRACK menyediakan analisis data yang mendalam, memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi pola, menganalisis kinerja, dan merespons perubahan dalam permintaan pasar secara cepat. Dengan demikian, keputusan yang diambil menjadi lebih berbasis data, mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.
TransTRACK juga memungkinkan integrasi dengan sistem manajemen lain, seperti sistem manajemen gudang (WMS) dan sistem manajemen transportasi (TMS), untuk menciptakan rantai pasokan yang terkoordinasi dan efisien. Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan big data dalam TransTRACK membantu perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi secara real-time, sehingga meningkatkan transparansi dan mengurangi waktu henti. Dengan dukungan TransTRACK, industri minyak dan gas tidak hanya dapat mengoptimalkan operasional mereka, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan dan daya saing dalam pasar yang semakin kompleks.
Postingan Terbaru
Perbedaan Aki Kering dan Basah Beserta Kelebihannya!
Desember 17, 2024Inovasi Teknologi Dual Camera: Memahami Fungsi dan Keunggulannya
Desember 16, 2024Topik :