Overstock Adalah: 3 Strategi Ampuh Menghindari Overstock untuk Bisnis

Overstock

Isu overstock merupakan salah satu permasalahan umum dalam manajemen penyimpanan. Kelebihan persediaan sering kali muncul akibat kurangnya akurasi perencanaan serta kurangnya koordinasi di antara berbagai mata rantai dalam jaringan pasokan. Namun, dampak apa  saja yang akan timbul dari situasi ini?

Dalam artikel kali ini, kami akan mengupas konsep overstock, faktor-faktor pemicunya, serta pengaruhnya terhadap inventaris.

Apa yang Dimaksud dengan Overstock? 

Over stock adalah terjadi ketika Kamu memesan persediaan melebihi dari yang dapat Kamu jual. Dengan demikian, Kamu akan memiliki stok yang berlebihan di gudang tanpa peluang untuk menjualnya dalam waktu dekat. Situasi ini tidak hanya meningkatkan biaya penyimpanan persediaan mu, tetapi juga berpotensi mengakibatkan persediaan yang kadaluwarsa atau usang, yang dapat merugikan keuntungan bagi Kamu nanti nya.

Overstock vs Understock, Apa Bedanya?

Dalam situasi stok yang berlebih (overstocking), Kamu membeli inventaris dengan jumlah yang terlalu banyak yang pada akhirnya persediaan barang yang Kamu miliki tidak dapat terjual. Sementara itu, dalam situasi kekurangan stok atau under stock adalah saat Kamu membeli persediaan dalam jumlah yang terlalu sedikit sehingga persediaan habis. Kedua skenario ini memiliki dampak serius terhadap bisnis.

Contohnya, saat mengalami kekurangan stok, Kamu tidak memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi pesanan dari pelanggan. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan membatalkan pesanan mereka, bahkan mencari produk yang sama di tempat lain. Di samping itu, Kamu juga berisiko dianggap tidak dapat diandalkan, yang berpotensi merusak reputasi bisnis yang sedang Kamu jalani dan sulit untuk diperbaiki.

Apa penyebab overstock?

Terdapat banyak faktor yang mendorong bisnis atau toko untuk Overstocking. Beruntungnya, sebagian besar pemicu tersebut dapat diantisipasi melalui penghitungan, perencanaan, dan evaluasi inventaris yang lebih teliti. 

Berikut di bawah ini 3 faktor utama penyebab Overstock: 

Takut Kehabisan Stok (Fear of Out of Stock) 

Ketika toko mengalami kehabisan stok atau persediaan hampir habis karena kekurangan, dampaknya semakin signifikan. Tidak hanya kehilangan potensi penjualan, tetapi juga muncul biaya-biaya jangka panjang seperti ketidakpuasan pelanggan yang dapat merusak reputasi merek, serta lonjakan harga barang pengganti yang dibeli dengan terburu-buru.

Namun, perlu diingat bahwa pengecer harus berhati-hati agar tidak bergerak terlalu ekstrem ke arah yang berlawanan.

Ternyata, reaksi berlebihan dari kehabisan stok yang berubah menjadi Overstock adalah salah satu penyebab utama terjadinya kelebihan persediaan. Kedua situasi ini memiliki biaya yang tinggi dan dapat dihindari jika pemilik toko tetap mematuhi praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan inventaris. 

Salah menilai permintaan pelanggan

Banyak pedagang menghadapi kekurangan informasi mengenai perilaku para pelanggan mereka, yang mengakibatkan kesulitan dalam merencanakan permintaan.

Ketidakmampuan menjawab pertanyaan seperti “Siapa yang menjadi pelanggan kami?” dan “Apakah mereka termasuk pelanggan setia?” berarti banyak pedagang menghadapi tantangan dalam menjaga tingkat persediaan mereka.

Sebagai pemilik toko, jika Kamu tidak mampu memisahkan antara pelanggan baru dan pelanggan yang sudah lama serta pola pembelian mereka, maka akan terdapat celah besar dalam data Kamu terkait pengelolaan persediaan.

Kesalahan dalam menilai permintaan produk dari pelanggan Kamu kemudian bisa mengakibatkan berlebihnya stok yang mahal yang menumpuk di rak toko Kamu, yang pada akhirnya akan menghabiskan ruang yang sebenarnya bisa digunakan untuk produk baru dan peluang penjualan.

Manajemen persediaan yang buruk

Mengelola stok dengan benar dan ketersediaan barang merupakan elemen paling dasar dalam menjalankan bisnis ritel fisik.

Biaya yang terkait dengan inventaris juga harus menjadi fokus utama ketika merencanakan upaya untuk mengurangi kelebihan persediaan. Sayangnya, kurangnya pemahaman mengenai aspek-aspek penting dalam manajemen inventaris ini adalah salah satu penyebab lain dari timbulnya kelebihan stok.

Tiga jenis biaya utama yang terkait dengan persediaan meliputi biaya pembelian, biaya kekurangan persediaan, dan biaya penyimpanan.

Biaya penyimpanan merujuk pada biaya yang timbul akibat proses penyimpanan dan pengelolaan persediaan yang Kamu miliki. Ini bisa mencakup gaji karyawan, biaya pengiriman, biaya peluang yang terlewatkan, biaya pergudangan atau penyimpanan, serta kerugian akibat penurunan nilai dari waktu ke waktu—semuanya memengaruhi titik impas operasi Kamu.

[display-post-read-also]

Cara mengatasi Overstock

Dengan memperoleh pemahaman tentang jumlah penjualan produk atau kategori tertentu dalam periode sebelumnya, Kamu mampu meramalkan arah masa yang akan datang. Proses ini bisa dilakukan dalam skala mingguan, bulanan, triwulanan, atau tahunan – dan penting untuk mengenali metode yang paling optimal sesuai kebutuhan Kamu. 

Berikut di bawah ini tips yang dapat Kamu ikuti untuk menghindari Overstock: 

Kelola Manajamen Persediaan Barang dengan Baik 

Dengan mengatur tingkat persediaan secara efisien, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki jumlah persediaan yang sesuai kapan pun diperlukan. Ini akan membantu mereka mengoptimalkan aliran kas, mengurangi biaya penyimpanan, dan meningkatkan proses pemenuhan pesanan. 

Selain itu, manajemen persediaan yang berhasil akan membantu perusahaan mengenali tren dan pola permintaan dari pelanggan, informasi ini kemudian dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pembelian di masa depan dan berkontribusi pada peningkatan keuntungan.

Tawarkan Diskon dan Promosi Khusus Barang Lama

Saat Kamu memberikan pengurangan harga atau diskon, tentu saja hal ini akan mengurangi keuntungan yang diperoleh. Namun, di sisi lain, memberikan potongan harga akan mengakibatkan berkurangnya persediaan barang di gudang dan dengan sendirinya kelebihan stok tidak akan ada lagi di gudang tersebut.

Terapkan Produk “Bundling” 

Saat ini perusahaan hingga online store tengah menerapkan “Bundling” pada produk yang mereka jual. 

Cara ini terbukti efektif jika diterapkan untuk menghindari overstock. Barang yang kurang diminati dapat Kamu jual kembali jika menggunakan sistem “Bundling” ini. Dengan sistem ini Kamu bisa menggabungkan produk yang kurang diminati dengan produk unggulan yang banyak dicari pelanggan. 

Terapkan Sistem “Giveaway”

Langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk mengurangi overstock adalah dengan cara “GIveaway”.

Metode ini bisa Kamu lakukan dengan merancang kampanye pemberian hadiah dengan memanfaatkan platform media sosial yang Kamu gunakan, asalkan pengguna yang berpartisipasi mengikuti akun media sosial Kamu! 

Kesimpulan 

Dalam kompleksitas pengelolaan persediaan, overstock menjadi tantangan yang mengharuskan penerapan strategi yang cerdas. Dengan memahami konsep “kelebihan stok”, akibat yang ditimbulkannya, dan menerapkan strategi pengelolaan yang optimal, perusahaan dapat berhasil mengatasi problem ini. Penting untuk diingat bahwa merencanakan secara proaktif, mengintegrasikan teknologi, dan mengadopsi praktik yang mudah disesuaikan adalah faktor kunci dalam menjaga keseimbangan yang sehat antara pasokan dan permintaan.

Agar pengiriman menjadi lebih efisien, perusahaan memiliki opsi untuk menggunakan Fleet Management System guna meningkatkan performa armada secara keseluruhan. Kelola kondisi kendaraan dengan lebih baik dan tingkatkan penggunaan serta keamanan armada melalui FMS yang disediakan oleh TransTRACK!

Topik :

logistik

Rekomendasi Artikel