Penyebab Terjadinya Dead Stock dan Cara Mengatasinya
Diposting pada Agustus 15, 2023 oleh Nur Wachda Mihmidati
Dead stock dapat menjadi beban finansial dan menghambat pertumbuhan bisnis jika tidak ditangani dengan bijaksana. Ketika persediaan barang tidak bergerak dan terus mengumpul di gudang, perusahaan harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Dalam artikel TransTRACK ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dead stocks, mengidentifikasi penyebab terjadinya, dan lebih penting lagi, mengungkapkan strategi efektif yang dapat membantu mengelola persediaan dengan bijak dan mengatasi dead stock secara efisien.
Apa yang dimaksud dengan dead stock?
Dead stock atau deadstock adalah istilah yang digunakan dalam dunia bisnis, terutama dalam manajemen persediaan atau inventaris. Dead stocks merujuk pada barang atau produk yang tidak terjual atau tidak terpakai selama periode waktu yang lama dan cenderung mengakumulasi di gudang atau toko tanpa adanya permintaan atau minat dari pelanggan.
Dead stocks merupakan masalah bagi perusahaan karena dapat menyebabkan kerugian finansial. Barang yang terjebak di dalam dead stocks tidak hanya mengambil ruang penyimpanan yang berharga tetapi juga menyebabkan pengeluaran tambahan untuk mempertahankan dan menyimpan persediaan yang tidak produktif.
Untuk mengatasi dead stock, beberapa tindakan yang dapat diambil oleh perusahaan meliputi strategi pemasaran khusus untuk menjual barang tersebut, diskon besar-besaran, atau bahkan mengevaluasi kembali kebijakan perencanaan persediaan agar lebih efektif dalam menghindari terjadinya dead stock.
Penyebab terjadinya dead stock
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap penyebab dari terjadinya dead stock tersebut:
Kesalahan dalam Memprediksi Permintaan Pasar
Kurangnya akurasi dalam meramalkan permintaan pasar menyebabkan perusahaan memesan atau memproduksi terlalu banyak barang yang akhirnya mengakibatkan akumulasi persediaan yang tidak terjual.
Overstock
Overstock terjadi ketika perusahaan memiliki terlalu banyak persediaan barang karena kesalahan dalam perencanaan persediaan atau karena perusahaan sengaja membeli terlalu banyak barang untuk memanfaatkan diskon atau penawaran khusus dari pemasok.
Barang Rusak atau Kadaluarsa
Barang yang rusak atau melewati masa kedaluwarsa cenderung tidak dapat dijual, sehingga mengakibatkan akumulasi persediaan yang tidak produktif.
Produk Tidak Laku di Pasaran
Barang yang tidak sesuai dengan selera atau kebutuhan pasar tidak akan laku di pasaran dan menjadi dead stock.
Produk yang Kurang Inovatif
Produk yang ketinggalan zaman atau kurang inovatif dapat kehilangan daya tariknya bagi konsumen, menyebabkan terjadinya dead stock.
Kurangnya Fleksibilitas dalam Produksi
Jika perusahaan memiliki sistem produksi yang kurang fleksibel, sulit untuk menyesuaikan jumlah produksi dengan permintaan yang berfluktuasi, yang bisa menyebabkan terjadinya dead stock.
Kurangnya Koordinasi dengan Pemasok
Ketidaksempurnaan dalam komunikasi dengan pemasok dapat menyebabkan penambahan persediaan yang tidak terkoordinasi dengan permintaan pasar.
Kualitas Produk yang Buruk
Produk dengan kualitas rendah atau tidak memenuhi standar dapat menyebabkan kurangnya minat dari konsumen, sehingga menjadi dead stocks.
Kelebihan Produksi yang Tidak Terkendali
Produksi berlebihan tanpa pertimbangan permintaan pasar dapat menyebabkan akumulasi barang yang tidak terjual.
Kurangnya Sistem Pemantauan Stok
Jika perusahaan tidak memiliki sistem pemantauan stok yang efektif, mereka mungkin tidak menyadari adanya akumulasi dead stocks hingga terlambat.
Mengatasi dan mencegah dead stocks memerlukan perencanaan persediaan yang cermat, analisis permintaan pasar yang akurat, pengelolaan kualitas produk, kerjasama dengan pemasok yang baik, dan pemantauan stok yang efisien.
[display-post-read-also]
Cara Mengatasi Dead Stock
berikut adalah penjelasan tentang cara mengatasi dead stocks melalui strategi-strategi yang telah Anda sebutkan:
Memberikan Diskon pada Produk Dead Stock
Memberikan diskon pada produk dead stocks adalah salah satu cara yang umum digunakan untuk mengatasi masalah ini. Diskon menarik dapat menarik perhatian konsumen dan mendorong mereka untuk membeli barang yang mungkin tidak mereka pertimbangkan sebelumnya. Diskon dapat mencakup potongan harga tertentu atau diskon khusus seperti “beli satu gratis satu” atau “diskon pembelian berikutnya.” Meskipun penjualan dengan diskon dapat mengurangi margin keuntungan, itu bisa lebih baik daripada menyimpan persediaan yang tidak produktif.
Lakukan Bundling dengan Produk Lainnya
Bundling adalah praktik menggabungkan produk dead stocks dengan produk lain yang lebih laris atau populer. Dengan cara ini, perusahaan dapat meningkatkan nilai produk dead stocks dan menjualnya sebagai bagian dari paket yang menarik bagi konsumen. Penggabungan produk juga dapat mendorong penjualan produk lain yang mungkin tidak terjual dengan baik tanpa dikombinasikan dengan produk dead stock.
Mengembalikan Produk ke Supplier
Jika produk dead stocks merupakan hasil dari kesalahan dalam perencanaan persediaan atau pemesanan berlebihan, pertimbangkan untuk mengembalikan produk ke pemasok. Namun, pastikan untuk memeriksa syarat dan ketentuan dari kesepakatan dengan pemasok mengenai pengembalian barang. Beberapa pemasok mungkin memiliki kebijakan pengembalian yang ketat, sementara yang lain mungkin lebih fleksibel.
Mendonasikan Produk Dead Stock
Mendonasikan produk dead stocks kepada badan amal atau lembaga non-profit adalah cara lain untuk mengatasi masalah ini. Dengan mendonasikan barang yang tidak terjual, perusahaan dapat mengurangi kerugian finansial dan membantu masyarakat sekaligus. Selain itu, langkah ini juga dapat memperkuat citra perusahaan sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.
Namun, sebelum mendonasikan produk, penting untuk memeriksa peraturan dan regulasi yang berlaku terkait donasi produk tertentu. Beberapa produk mungkin tidak cocok untuk didonasikan karena alasan kesehatan atau keamanan.
Penting untuk diingat bahwa mengatasi dead stocks adalah tentang mengelola persediaan dengan lebih efisien dan strategis. Menerapkan beberapa strategi di atas dapat membantu mengurangi akumulasi dead stocks dan memaksimalkan potensi penjualan produk yang ada. Selain itu, melakukan evaluasi dan perbaikan dalam perencanaan persediaan serta analisis permintaan pasar secara teratur juga penting untuk menghindari terjadinya dead stock di masa depan.
Salah satu solusi yang dapat membantu perusahaan mengatasi dead stock adalah dengan menggunakan Logistic Service Integrator dari TransTRACK. Logistic Service Integrator dari TransTRACK adalah platform yang mengintegrasikan berbagai layanan logistik menjadi satu sistem yang efisien. Dengan menggunakan platform ini, perusahaan dapat memantau secara real-time pergerakan barang dari pemasok ke gudang hingga ke pelanggan akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki visibilitas yang lebih baik atas seluruh rantai pasok mereka, sehingga dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi dead stock dengan lebih cepat.
Dengan menggunakan Logistic Service Integrator dari TransTRACK, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaan mereka, mengurangi risiko terjadinya dead stock, dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok mereka. Mengatasi dead stock bukan lagi menjadi tantangan besar ketika perusahaan memiliki alat yang tepat untuk mengelola logistik mereka dengan lebih baik.
Jadi, untuk mengatasi masalah dead stock dan meningkatkan kinerja bisnis Anda, segera manfaatkan layanan Logistic Service Integrator dari TransTRACK. Dapatkan visibilitas yang lebih baik atas persediaan Anda dan tingkatkan kepuasan pelanggan dengan layanan logistik yang lebih efisien dan terintegrasi. Hubungi TransTRACK hari ini dan lihat bagaimana platform inovatif mereka dapat membantu bisnis Anda mencapai kesuksesan yang lebih besar dalam manajemen persediaan dan logistik.
Postingan Terbaru
Perbedaan Aki Kering dan Basah Beserta Kelebihannya!
Desember 17, 2024Inovasi Teknologi Dual Camera: Memahami Fungsi dan Keunggulannya
Desember 16, 2024Topik :