Indonesia Sebagai Pemimpin Bisnis Logistik E-Commerce di Asia Tenggara

Bisnis Logistik

Ekonomi negara-negara Asia Tenggara telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa tahun terakhir, yang memberikan prospek bisnis positif bagi industri logistik di kawasan ini. Keberlanjutan pertumbuhan ini sangat mungkin terjadi seiring dengan perkembangan yang menggembirakan di sektor e-commerce.

Sebuah studi mengenai pasar bisnis logistik pihak ketiga (third-party logistics) di Asia Tenggara memperkirakan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,5% hingga tahun 2025, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai $55,7 miliar pada tahun tersebut. Jika tren ini berlanjut, nilai pasar bisnis logistik di kawasan ini diprediksi akan mencapai $85,2 miliar pada tahun 2033.

Pertumbuhan yang pesat dalam industri logistik ini terutama didorong oleh kemajuan sektor e-commerce di seluruh kawasan. Dari tahun 2016 hingga 2021, nilai total penjualan e-commerce di Asia Tenggara meningkat lima kali lipat, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 40%. Selain itu, pangsa sektor e-commerce dalam keseluruhan penjualan ritel melonjak dari 5% menjadi 20%.

Perkembangan ini menciptakan kebutuhan yang lebih besar akan solusi logistik yang efisien dan inovatif. Perusahaan logistik dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mereka agar dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat. Teknologi canggih, seperti sistem manajemen rantai pasokan dan analisis data, menjadi semakin penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.

Indonesia Memimpin Pertumbuhan E-Commerce di Asia Tenggara

Indonesia telah menjadi pemimpin dalam Gross Merchandise Volume (GMV) e-commerce di Asia Tenggara, menurut laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company. Pertumbuhan pesat e-commerce di Indonesia dipicu oleh peningkatan akses internet, penggunaan smartphone yang luas, dan perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih belanja online. Hal ini menciptakan permintaan yang signifikan untuk layanan logistik yang efisien dan cepat, menjadikan Indonesia pusat e-commerce yang strategis di kawasan ini.

Seiring dengan perkembangan ini, lembaga seperti Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan PwC telah mengajukan rekomendasi untuk mengatasi tantangan dalam lanskap bisnis logistik yang terus berubah. Rekomendasi tersebut mencakup adopsi teknologi canggih, kolaborasi antara pemangku kepentingan, fokus pada keberlanjutan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan langkah-langkah ini, industri bisnis logistik di Asia Tenggara dapat lebih siap untuk memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh pertumbuhan e-commerce yang pesat.

Dinamika Pasar Bisnis Logistik

Faktor Pendorong

Pertumbuhan pesat industri e-commerce dan peningkatan kesepakatan perdagangan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan pasar bisnis logistik. E-commerce, yang mencakup pembelian dan penjualan barang melalui internet, bergantung pada penyedia layanan pihak ketiga untuk pengiriman barang kepada pelanggan. Layanan logistik ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan rantai pasokan tetapi juga memungkinkan bisnis e-commerce untuk fokus pada pemasaran dan operasi perusahaan lainnya. Menurut laporan terbaru UNCTAD, penjualan e-commerce mencapai $25,6 triliun pada tahun 2018, setara dengan 30% dari PDB global, dengan B2B e-commerce berkontribusi sebesar $21 triliun. Pertumbuhan penjualan lintas batas dan ekspansi cepat konsumen, dengan lebih dari 1,4 miliar orang yang melakukan pembelian online pada tahun tersebut, semakin memperkuat pasar bisnis logistik.

Kendala dan Peluang

Namun, pasar bisnis logistik juga dihadapkan pada kendala seperti standar pemerintahan yang tidak konsisten. Banyak perusahaan transportasi dan logistik berfokus pada peningkatan efisiensi rantai pasokan untuk meningkatkan profitabilitas. Kurangnya keterlibatan pemerintah dalam standarisasi logistik, terutama di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Jerman, menghambat perkembangan industri ini. Di sisi lain, ada peluang yang muncul dengan pengenalan sistem manajemen gudang (WMS) yang canggih. Banyak perusahaan yang belum mengadopsi WMS atau masih menggunakan sistem lama tanpa fitur penting. Upgrade WMS diperkirakan akan meningkat seiring dengan fokus perusahaan pada perbaikan layanan logistik. Selain itu, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak negatif yang signifikan, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan pasar pasca-pandemi, seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan untuk efisiensi ruang. Segmen jalan raya, yang dominan dalam transportasi, telah tumbuh sejalan dengan meningkatnya permintaan kendaraan untuk mengangkut produk ritel, khususnya di pasar domestik.

Peran Warehouse Management System untuk Bisnis Logistik dari TransTRACK

Meskipun pasar bisnis logistik dihadapkan pada kendala seperti standar pemerintahan yang tidak konsisten dan kurangnya keterlibatan pemerintah dalam standarisasi, peluang tetap ada, terutama dengan perkembangan teknologi. Salah satu peluang signifikan yang muncul adalah kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi operasional di gudang melalui penerapan sistem manajemen yang canggih. Di sinilah Warehouse Management System (WMS) dari TransTRACK memainkan peran penting.

WMS dari TransTRACK dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan persediaan dan alur barang, membantu perusahaan dalam mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan potensi pertumbuhan di pasar. Dengan berbagai fitur canggih yang ditawarkan, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.

Fitur Utama WMS TransTRACK:

  1. Pengelolaan Persediaan Real-Time: WMS TransTRACK menyediakan pemantauan persediaan secara real-time, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi akurat mengenai jumlah barang yang tersedia, lokasi penyimpanan, dan status produk. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efisien.
  2. Penyimpanan dan Penempatan Otomatis: Sistem ini dilengkapi dengan fitur penyimpanan otomatis yang menentukan lokasi penyimpanan terbaik untuk setiap produk berdasarkan ukuran, berat, dan frekuensi pengambilan. Ini memaksimalkan penggunaan ruang gudang dan mempercepat proses pengambilan barang.
  3. Pengaturan Proses Penerimaan dan Pengiriman: WMS TransTRACK menyederhanakan proses penerimaan dan pengiriman barang dengan menyediakan antarmuka yang mudah digunakan untuk mencatat transaksi. Fitur ini membantu mengurangi kesalahan dan meningkatkan akurasi dalam pengelolaan barang masuk dan keluar.
  4. Pemetaan Alur Kerja yang Efisien: Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memetakan dan mengelola alur kerja gudang, termasuk pengambilan, pengepakan, dan pengiriman. Dengan pemetaan yang jelas, proses dapat dioptimalkan untuk mengurangi waktu dan biaya operasional.
  5. Integrasi dengan Sistem Lain: WMS TransTRACK dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya, seperti Transport Management System (TMS) dan Enterprise Resource Planning (ERP). Integrasi ini memastikan alur informasi yang lancar di seluruh rantai pasokan.
  6. Analisis dan Laporan Kinerja: Fitur analisis canggih menyediakan laporan kinerja yang mendetail mengenai aktivitas gudang, termasuk waktu pemrosesan, tingkat persediaan, dan efisiensi pengambilan. Laporan ini memberikan wawasan berharga untuk perbaikan berkelanjutan.
  7. Dukungan untuk Multi-Gudang: TransTRACK WMS mendukung manajemen beberapa lokasi gudang secara bersamaan, memungkinkan perusahaan untuk mengelola operasi di berbagai lokasi dengan cara yang terkoordinasi dan efisien.

Kesimpulan

Dengan WMS dari TransTRACK, perusahaan dapat meningkatkan visibilitas dan kontrol atas operasional gudang mereka. Fitur-fitur canggih yang ditawarkan membantu dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan, menjadikan sistem ini sebagai solusi ideal untuk kebutuhan manajemen gudang di era modern.

Topik :

logistik

Rekomendasi Artikel