Supply Chain Diversification sebagai Solusi Efisiensi Logistik Indonesia
Diposting pada September 24, 2024 oleh Nur Wachda Mihmidati
Industri logistik dan rantai pasok Indonesia telah mengalami inefisiensi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan rasio biaya logistik terhadap PDB yang mencapai lebih dari 23% sejak 2015. Kondisi ini menciptakan tantangan besar bagi perekonomian, terutama ketika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan efisiensi sektor logistik, termasuk supply chain diversification dan proyek nasional seperti platform logistik dan program tol laut. Target ambisius yang ingin dicapai adalah menurunkan biaya logistik menjadi 17% pada tahun 2024, sebagai bagian dari visi jangka panjang Indonesia untuk menjadi salah satu dari lima hingga tujuh ekonomi terbesar di dunia pada 2045.
Meskipun upaya tersebut sedang berlangsung, dominasi transportasi darat dalam sektor logistik tetap kuat, dengan 70% hingga 80% pengiriman barang dilakukan melalui jalur darat. Di sisi lain, pasar logistik Indonesia sebagian besar masih dikuasai oleh perusahaan lokal, dengan hanya 30% pasar yang diisi oleh perusahaan multinasional. Meskipun demikian, sektor ini diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9% dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh perhatian yang meningkat terhadap pengembangan infrastruktur dan efisiensi transportasi.
Tantangan Disrupsi Rantai Pasok dalam Berbagai Sektor Industri
Industri di berbagai sektor saat ini menghadapi beragam tantangan terkait disrupsi rantai pasok, yang dipicu oleh sejumlah faktor eksternal dan internal. Salah satu tantangan utama adalah ketidakpastian ekonomi global dan kenaikan harga yang memengaruhi industri makanan dan minuman. Sektor ini harus mencari alternatif untuk bahan baku serta berupaya melakukan substitusi impor guna menjaga stabilitas produksi. Di sisi lain, industri tekstil dan garmen berusaha mengatasi invasi barang impor serta memperkuat produk lokal untuk mempertahankan pangsa pasar domestik.
Sektor-sektor lain, seperti kimia dan farmasi, juga dihadapkan pada tantangan terkait penggunaan bahan baku lokal dan kesenjangan struktur industri nasional. Di sisi akademik dan kebijakan, muncul perhatian terhadap kemacetan rantai pasok, perubahan permintaan, serta inflasi yang lebih tinggi, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam pengiriman dan ketersediaan produk. Para eksekutif di industri menghadapi tekanan dari kenaikan harga bahan baku serta kebutuhan untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang. Tantangan-tantangan ini menunjukkan perlunya diversifikasi strategi dan efisiensi yang lebih baik dalam rantai pasok untuk mengurangi dampak disrupsi.
Strategi Diversification dalam Menghadapi Krisis Supply Chain di Indonesia
Disrupsi rantai pasok global telah menciptakan tantangan besar bagi produsen domestik di Indonesia, terutama dalam hal penyediaan bahan baku. Pandemi Covid-19 dan konflik geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina memperparah situasi, menyebabkan kelangkaan bahan baku dan ketidakpastian ekonomi. Banyak produsen bergantung pada bahan impor yang sulit diperoleh, menjadikan masalah ini seperti bencana bagi industri. Selain itu, stagflasi ekonomi global menambah tekanan dengan meningkatnya harga bahan baku dan inflasi yang tak terduga. Menghadapi situasi ini, produsen lokal harus mengadopsi strategi diversifikasi dan substitusi bahan baku untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan impor, sambil mencari peluang untuk membangun rantai pasok yang lebih inklusif di dalam negeri. Strategi ini melibatkan kerjasama dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan keamanan rantai pasok domestik.
Supply Chain Diversification dalam Mendukung Pertumbuhan E-Commerce Indonesia
Indonesia menjadi salah satu pasar e-commerce yang paling menjanjikan di kawasan Asia-Pasifik, dengan pertumbuhan yang dipicu oleh penggunaan internet yang meluas, digitalisasi, dan pengembangan platform belanja online. Pada tahun 2021, penetrasi internet di Indonesia mencapai 72,87%, menjadikannya salah satu yang tertinggi di kawasan ini. Pertumbuhan e-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dengan laju dua digit yang tinggi, bahkan diproyeksikan untuk menyumbang 50% dari total transaksi e-commerce Asia Tenggara pada tahun 2025. Dengan lonjakan jumlah pembeli online yang meningkat dari 75 juta sebelum pandemi menjadi 85 juta, permintaan akan layanan pengiriman barang pun melonjak, menciptakan tantangan baru bagi rantai pasok di Indonesia.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diversifikasi rantai pasok menjadi solusi kunci. Rantai pasok Indonesia yang beragam dan kompleks saat ini memerlukan penyesuaian yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan pasar e-commerce yang tumbuh pesat. Diversifikasi rantai pasok dapat membantu industri e-commerce Indonesia beradaptasi dengan berbagai kendala infrastruktur dan geografi, serta memastikan efisiensi operasional. Langkah ini akan memungkinkan lebih banyak pilihan dalam sumber daya logistik, menyeimbangkan antara permintaan konsumen dan kapasitas distribusi yang tersedia, sehingga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat e-commerce regional di masa depan.
Dalam menghadapi disrupsi rantai pasok global, diversifikasi dan substitusi bahan baku menjadi solusi yang sangat diperlukan bagi produsen di Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan impor. Dengan strategi diversifikasi, perusahaan tidak hanya dapat memastikan kelangsungan produksi, tetapi juga menciptakan rantai pasok yang lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan pasar. Kerjasama dengan UKM lokal serta dukungan dari kebijakan pemerintah akan memperkuat keamanan rantai pasok domestik, mengurangi risiko kelangkaan bahan baku, dan mengoptimalkan biaya produksi.
Untuk mempermudah dan mempercepat proses diversifikasi rantai pasok, Logistic Service Integrator seperti TransTRACK hadir sebagai mitra strategis. TransTRACK menawarkan solusi terintegrasi yang membantu perusahaan dalam mengelola alur logistik, dari sourcing bahan baku lokal hingga optimalisasi pengiriman. Dengan teknologi canggih dan jaringan logistik yang luas, TransTRACK dapat membantu bisnis mengidentifikasi sumber bahan baku alternatif, mengkoordinasikan distribusi, serta memastikan ketepatan waktu dan efisiensi operasional. Mengadopsi solusi logistik yang terintegrasi ini adalah langkah tepat untuk memastikan keberlanjutan bisnis di tengah ketidakpastian global.
Postingan Terbaru
Perbedaan Aki Kering dan Basah Beserta Kelebihannya!
Desember 17, 2024Inovasi Teknologi Dual Camera: Memahami Fungsi dan Keunggulannya
Desember 16, 2024Topik :