Transformasi Manajemen Energi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan di Indonesia

Manajemen Energi

Pasar manajemen energi diperkirakan akan mencapai pendapatan sebesar US$24,5 juta pada tahun 2024. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 10,36% antara 2024 hingga 2028, pasar ini diprediksi tumbuh menjadi US$36,4 juta pada akhir periode tersebut. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan adopsi rumah tangga yang aktif menggunakan teknologi manajemen energi, di mana jumlah pengguna diproyeksikan mencapai 20,6 juta rumah tangga pada tahun 2028. Tingkat penetrasi pasar rumah tangga diperkirakan akan melonjak dari 7,2% di 2024 menjadi 25,1% pada 2028, dengan rata-rata pendapatan per rumah tangga yang menggunakan teknologi Smart Home diperkirakan mencapai US$4,49.

Potensi Penghematan Energi di Sektor Industri Indonesia

Industri di Indonesia memiliki potensi penghematan energi yang signifikan di berbagai sektor. Berdasarkan data, sektor tekstil memiliki potensi penghematan energi tertinggi, dengan kisaran antara 20% hingga 35%, diikuti oleh industri baja dengan potensi penghematan maksimum hingga 32%. Di sektor petrokimia, potensi penghematan energi berada pada kisaran 12% hingga 17%. Ini menunjukkan adanya peluang besar bagi industri-industri ini untuk meningkatkan efisiensi energi melalui penerapan teknologi dan manajemen energi yang lebih baik.

Selain itu, proyeksi konsumsi energi untuk industri kunci di Indonesia menunjukkan tren peningkatan signifikan hingga tahun 2050. Industri logam dan semen diperkirakan akan menjadi konsumen energi terbesar, dengan konsumsi mencapai 65 Mtoe (Million Tonnes of Oil Equivalent) dan 60 Mtoe pada tahun 2050. Industri makanan juga diprediksi akan mengalami peningkatan konsumsi energi, dengan angka mencapai 38 Mtoe pada tahun yang sama. Hal ini menekankan pentingnya strategi penghematan energi yang efektif untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus menjaga daya saing industri di masa depan.

Komitmen Pemerintah Indonesia dalam Manajemen Energi

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam melaksanakan manajemen energi sebagai bagian dari upaya memperkuat perekonomian, meningkatkan daya saing, serta mencapai keamanan energi. Selain itu, langkah ini juga berperan penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global melalui pengurangan emisi CO2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 30/2007 tentang energi menegaskan bahwa konservasi energi adalah upaya yang sistematis, terencana, dan terpadu untuk melestarikan sumber daya energi domestik dan meningkatkan efisiensi penggunaannya.

Dalam kebijakan energi nasional, Indonesia menargetkan konservasi energi hingga tahun 2025, dengan tujuan mengurangi intensitas energi sebesar 1% setiap tahun dan mencapai penghematan energi akhir sebesar 17% pada 2025. Untuk mencapai target ini, pemerintah menerapkan berbagai strategi, termasuk manajemen energi untuk pengguna dengan konsumsi >6000 ton oil equivalent (TOE) per tahun, standar efisiensi energi, serta label untuk peralatan. Selain itu, pemerintah mendorong investasi swasta di bidang konservasi energi, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan teknologi.

Hingga 2017, Indonesia telah mencapai beberapa kemajuan, dengan intensitas energi primer mencapai 400 SBM/biliar rupiah dari target 429 SBM/biliar rupiah, dan penghematan energi akhir sebesar 231 SBM/biliar rupiah. Pengurangan emisi CO2 juga berhasil melampaui target, mencapai 43,802 juta ton CO2 atau 123% dari target yang telah ditetapkan. Investasi di bidang konservasi energi juga berhasil melebihi target, mencapai 0,00623 miliar USD. Implementasi sistem manajemen energi serta Standar dan Label Efisiensi Energi Minimal (SKEM) telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian target konservasi energi tersebut.

Implementasi Sistem Manajemen Energi

Penerapan Sistem Manajemen Energi (SME) menjadi semakin penting di tengah meningkatnya kebutuhan akan efisiensi dan keberlanjutan dalam penggunaan energi. Dengan kerangka kerja yang sistematis, SME membantu organisasi mengidentifikasi peluang penghematan energi, mengoptimalkan proses, dan mengurangi emisi karbon. Melalui pendekatan ini, perusahaan tidak hanya dapat menghemat biaya operasional, tetapi juga mendukung inisiatif global untuk memerangi perubahan iklim. Berikut ini beberapa contoh implementasi SME yang telah berhasil diterapkan di berbagai sektor, menunjukkan dampak positifnya terhadap efisiensi dan lingkungan.

Gedung Slamet Bratanata – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia

Gedung Slamet Bratanata, milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, merupakan gedung publik pertama di Indonesia yang berhasil menerapkan sistem manajemen energi sesuai dengan standar ISO 50001. 

Untuk menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001, tim manajemen energi telah melaksanakan berbagai kegiatan, seperti mengembangkan prosedur operasional standar, instruksi kerja, serta menunjuk penanggung jawab di setiap lantai untuk mengawasi aktivitas manajemen energi. Selain itu, kompetisi efisiensi energi yang diadakan setiap dua tahun bertujuan untuk mendorong kebiasaan hemat energi di setiap lantai. Audit Investasi Berbasis Grade (IGA) yang dilakukan pada tahun 2018 menghasilkan rekomendasi penerapan teknologi hemat energi pasif dan aktif. Teknologi aktif yang diterapkan mencakup sistem otomatisasi gedung, instalasi mini chiller, penerangan LED, serta aplikasi sistem pemantauan energi. Sementara itu, desain pasif yang diterapkan termasuk pemasangan kaca film dan redesain ruang dengan konsep hemat energi.

Penerapan sistem manajemen energi ini berhasil mengurangi konsumsi energi sebesar 613.188 kWh antara 2018-2020, dengan Indeks Efisiensi Energi turun menjadi 129,06 kWh/m2/tahun pada tahun 2020. Selain itu, emisi gas rumah kaca berkurang sebesar 588,94 ton CO2 setara. Temuan ini dapat menjadi referensi penting untuk implementasi lebih lanjut dari standar ISO 50001 di gedung-gedung publik serupa, serta di sektor bangunan secara umum. Aplikasi manajemen energi yang berkembang di sektor ini berpotensi memicu pemulihan ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan energi di Indonesia.

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), sebagai perusahaan milik negara di bawah naungan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), berhasil menerapkan sistem manajemen energi ISO 50001 di pabrik PKT-3 dan PKT-1A yang memproduksi amonia, urea, dan utilitas. Implementasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja energi perusahaan melalui serangkaian inisiatif yang telah memberikan dampak signifikan dalam penghematan biaya energi dan pengurangan emisi karbon.

Selama periode peningkatan kinerja energi, Pupuk Kaltim mencatat peningkatan kinerja energi sebesar 5,45% untuk PKT-3 dan 0,65% untuk PKT-1A, dengan peningkatan agregat sebesar 3,76%. Dalam kurun waktu 2,5 tahun untuk PKT-3 dan 1 tahun untuk PKT-1A, perusahaan berhasil menghemat biaya energi sebesar USD 3.9 juta. Implementasi sistem manajemen energi tersebut membutuhkan biaya sebesar USD 91.830, namun memberikan penghematan energi total sebesar 866.262 GJ, dengan pengurangan emisi CO2 sebesar 43.565 metrik ton.

Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan komitmen Pupuk Kaltim dalam meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga memperkuat kontribusi perusahaan dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan di industri petrokimia Indonesia. Implementasi ini menjadi contoh sukses bagi perusahaan lain dalam mengadopsi sistem manajemen energi untuk mencapai kinerja energi yang lebih baik dan berkelanjutan.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk konservasi energi dengan menetapkan target penghematan dan pengurangan intensitas energi yang ambisius. Implementasi Sistem Manajemen Energi (SME), seperti yang diterapkan di Gedung Slamet Bratanata dan PT Pupuk Kalimantan Timur, telah terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon.

TransTRACK hadir sebagai solusi inovatif untuk mengoptimalkan pengelolaan energi di armada industri Anda. Dengan teknologi canggih dari TransTRACK, perusahaan dapat:

  • Memantau Konsumsi Energi Secara Real-Time: TransTRACK menyediakan platform pemantauan yang memungkinkan Anda melihat penggunaan energi armada secara langsung, membantu mengidentifikasi dan mengatasi pemborosan energi dengan cepat.
  • Mengelola Perawatan Armada: Fitur Vehicle Maintenance System (VMS) dari TransTRACK membantu menjadwalkan dan mengelola perawatan armada secara efisien, memastikan kendaraan beroperasi pada kondisi optimal dan mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.
  • Meningkatkan Efisiensi Operasional: Dengan sistem manajemen armada yang terintegrasi, TransTRACK memungkinkan optimasi rute dan pengelolaan beban, yang berkontribusi pada penghematan energi dan pengurangan jejak karbon.
  • Mendukung Kepatuhan Terhadap Regulasi Energi: TransTRACK membantu perusahaan dalam memenuhi standar efisiensi energi dan konservasi yang ditetapkan oleh pemerintah dengan menyediakan data dan laporan yang dibutuhkan.

Ayo wujudkan efisiensi energi di armada Anda! Bergabunglah dengan TransTRACK dan manfaatkan teknologi kami untuk mengoptimalkan pengelolaan energi di setiap sektor industri. Hubungi kami hari ini untuk memulai perjalanan menuju penghematan energi dan keberlanjutan yang lebih baik.

Topik :

teknologi

Rekomendasi Artikel