Perkembangan Halal Logistik di Indonesia, Cari Tahu Bersama TransTRACK®!
Diposting pada Februari 21, 2024 oleh Nur Wachda Mihmidati
Jakarta (21/02/2024) – Halal logistik bukan hanya sekedar mengangkut barang atau makanan halal saja. Lebih dari itu, pengiriman yang bisa disebut sebagai halal logistik dimulai dari ekosistem yang halal. Kali ini TransTRACK bersama dengan Rizki Utomo, selaku General Secretariat dari National Logistic Community (NLC), mengadakan webinar dengan tajuk “Perkembangan Halal Logistik di Indonesia” untuk mengupas sejauh mana halal logistik telah berkembang di Indonesia.
Pengiriman ini bisa dikatakan sebagai halal jika seluruh kondisi atau proses dari manufaktur, pendistribusian, hingga penyajian dan penjualan berada di ekosistem yang halal. Selain itu, setiap komponen logistik juga harus memiliki sertifikasi halal. Namun, untuk saat ini prosesnya masih tercampur antara barang/ makanan halal dan non halal.
“Terkadang dalam prosesnya, masih terdapat proses yang tercampur. Entah itu pada pengiriman, manufaktur, atau prosesnya” Ujar Rizki Utomo.
Selain itu, faktor yang menyebabkan konsep ini masih macet di Indonesia adalah karena masih terdapat sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk proses pengesahannya. Ditambah lagi proses sertifikasi yang panjang. Menurutnya, penyedia dan SOP yang berjalan harus digambar ulang secara jelas.
Terdapat juga permasalahan Idle Capacity, yang menimbulkan pertanyaan baru mengenai kapasitas tempat yang harus disekat antara halal dan non halal dalam satu truk. Sebagai contoh jika terdapat kapasitas pengiriman halal, dan selanjutnya harus mengirim non halal, apakah harus menggunakan truk yang berbeda?
Erlangga Bayu Setyawan, selaku Technical Business Analyst TransTRACK juga menjelaskan bahwa, kestabilitasan harga juga akan mempengaruhi terkait adanya halal logistik. Sebagai contoh penggunaan palet yang harus dipisahkan antara produk halal dan non halal.
Di Indonesia sendiri, konsep ini memang masih membutuhkan proses yang panjang untuk bisa mengimplementasikan dengan baik. Proses ini masih terjadi secara parsial dan perlahan. Berbeda dengan negara tetangga, Malaysia, yang sudah menerapkan sistem ini terlebih dahulu dan telah melakukannya dengan baik.
Persiapan menuju industri halal ini harus dilakukan melalui semua pihak yang berkontribusi. Seperti yang telah disebutkan, penyedia dan SOP yang harus disusun lebih baik dan fleksibel, mengajak komunitas logistik untuk lebih melek mengenai konsep ini, dan pemerintah yang lebih menyempurnakan petunjuk teknis, peraturan, dan lainnya.
Untuk itu tujuan dari komunitas NLC selain untuk mempersatukan seluruh komunitas logistik di Indonesia, mereka juga mengajak para pelaku untuk segera memiliki sertifikasi halal itu sendiri.
Ditambah lagi TransTRACK yang sudah mulai memasuki industri halal logistik, akan siap membantu dalam mengelola dan memonitor pelacakan mengenai halal logistik, serta menyiapkan sistem integrasi yang lebih baik dengan semua pihak yang terlibat.
Untuk kedepannya, potensi pasar halal logistik akan membuka peluang baru dalam hal lapangan kerja. Karena pemisahan antara barang/ makanan halal dan non halal yang membutuhkan lebih banyak fasilitas, manufaktur, transportasi, dan SDM. Ditambah lagi teknologi informasi akan sangat terpakai dalam hal ini.
Serta adanya jaminan dalam produk halal yang tetap halal selama perjalanan. Halal produk harus terjaga dan bukan tipe yang berubah-ubah. Untuk itu dalam hal ini harus dilakukan monitoring dengan menggunakan solusi TransTRACK yang menyediakan proses monitoring. mulai dari driver yang tetap dalam kondisi halal selama perjalanan; tidak dalam kondisi mabuk, dengan dilakukan pemantauan melalui fitur Driver Monitoring System dari TransTRACK.
Postingan Terbaru
Perbedaan Aki Kering dan Basah Beserta Kelebihannya!
Desember 17, 2024Inovasi Teknologi Dual Camera: Memahami Fungsi dan Keunggulannya
Desember 16, 2024Topik :