Transformasi Sustainable Supply Chain di Indonesia dan Internasional
Diposting pada Agustus 28, 2024 oleh Nur Wachda Mihmidati
Sustainable supply chain telah menjadi salah satu prioritas utama bagi perusahaan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya praktik bisnis yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial, banyak perusahaan kini beralih untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam rantai pasokan mereka. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan, tetapi juga untuk memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Berdasarkan data terbaru dari survei yang dilakukan oleh HSBC Indonesia, perusahaan di Indonesia semakin mengadopsi kebijakan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi operasional mereka. Mulai dari efisiensi energi hingga penggunaan teknologi ramah lingkungan, langkah-langkah ini dirancang untuk menciptakan rantai pasokan yang lebih kuat, lebih efisien, dan lebih tangguh. Digitalisasi memainkan peran penting dalam proses ini, memungkinkan perusahaan untuk lebih memahami pasar mereka, meningkatkan konektivitas, dan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang lebih baik.
Digitalisasi Rantai Pasokan
Perusahaan di Indonesia semakin memanfaatkan solusi perbankan digital untuk memahami pasar dan industri mereka dengan lebih baik. Dalam survei yang dilakukan HSBC Indonesia, 79% responden mengidentifikasi pemahaman terhadap pasar dan industri sebagai prioritas utama dalam penggunaan solusi perbankan digital. Dengan pemahaman yang lebih baik, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait operasi dan strategi bisnis mereka. Selain itu, 39% responden menunjukkan bahwa menghubungkan solusi perbankan secara mulus melalui platform online merupakan prioritas utama. Ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk mengintegrasikan berbagai aspek operasional mereka secara digital untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi.
Selain integrasi, keamanan siber juga menjadi perhatian utama. Sebanyak 31% responden mengutamakan penerapan perlindungan keamanan siber yang lebih kuat. Ketika perusahaan memperluas penggunaan platform online dan layanan digital, kebutuhan akan perlindungan data dan keamanan menjadi semakin mendesak. Risiko ancaman siber dapat berdampak signifikan pada operasi perusahaan, terutama jika melibatkan data sensitif. Oleh karena itu, investasi dalam solusi keamanan siber yang kuat merupakan langkah penting untuk menjaga ketahanan operasional.
Integrasi Sustainability pada Supply Chain
Sejalan dengan peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan dan sosial, perusahaan di Indonesia juga bergerak menuju penerapan kebijakan berkelanjutan di sepanjang rantai pasokan mereka. Survei menunjukkan bahwa 47% perusahaan sudah menerapkan kebijakan lingkungan atau kebijakan hijau. Kebijakan ini mencakup berbagai inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasi bisnis, seperti pengurangan emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, dan praktik pengelolaan limbah yang lebih baik. Sementara itu, 35% perusahaan lainnya berencana untuk menerapkan kebijakan ini dalam dua tahun ke depan. Hal ini mencerminkan komitmen yang semakin kuat untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Selain kebijakan lingkungan, kesehatan dan keselamatan karyawan juga menjadi fokus penting. Sebanyak 38% perusahaan telah mengimplementasikan kebijakan kesehatan dan keselamatan, sementara 37% lainnya berencana melakukannya dalam dua tahun ke depan. Kebijakan ini dirancang untuk memastikan bahwa tempat kerja aman bagi karyawan dan risiko kesehatan diminimalkan. Implementasi kebijakan kesehatan dan keselamatan yang efektif juga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan, yang pada gilirannya berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Area Fokus untuk Investasi dalam Sustainable Supply Chain
Perusahaan di Indonesia menunjukkan minat yang kuat dalam berinvestasi pada area-area yang mendukung sustainable supply chain. Tiga area fokus utama diidentifikasi dalam survei: efisiensi energi, tanaman dan mesin ramah lingkungan, serta bangunan berkelanjutan. Sebanyak 87% responden berencana untuk fokus pada efisiensi energi, yang mencakup penggunaan teknologi dan praktik yang dapat mengurangi konsumsi energi dan biaya operasional. Ini termasuk penerapan perangkat hemat energi dan sistem manajemen energi yang canggih.
Sebanyak 80% responden juga menyoroti pentingnya investasi dalam tanaman dan mesin ramah lingkungan. Hal ini mencakup penggunaan peralatan dan proses produksi yang meminimalkan dampak lingkungan, seperti penggunaan bahan baku yang lebih sedikit atau yang lebih ramah lingkungan, serta pengurangan emisi dan polusi. Sementara itu, 40% responden berencana untuk fokus pada pembangunan gedung-gedung berkelanjutan, yang mencakup desain dan konstruksi yang memperhatikan penggunaan energi dan air yang efisien serta pengurangan limbah.
Metode untuk Mendorong Pemasok Mengadopsi Kebijakan Keberlanjutan
Untuk memastikan keberlanjutan di seluruh rantai pasokan, banyak perusahaan di Indonesia menggunakan berbagai metode untuk mendorong pemasok mereka agar mengadopsi kebijakan keberlanjutan. Survei menunjukkan bahwa 51% perusahaan mewajibkan pemasok baru untuk mematuhi kebijakan keberlanjutan sebagai bagian dari proses onboarding mereka. Langkah ini memastikan bahwa sejak awal kerjasama, pemasok sudah berkomitmen untuk mengikuti praktik bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, 47% perusahaan mewajibkan kepatuhan terhadap kebijakan keberlanjutan mereka sebagai syarat untuk melakukan transaksi. Pendekatan ini memberikan insentif langsung bagi pemasok untuk mematuhi standar keberlanjutan, karena kegagalan untuk melakukannya dapat mengakibatkan kehilangan peluang bisnis. Sebagai tambahan, 19% perusahaan memberikan insentif berupa premi pembayaran untuk pemasok yang mematuhi standar keberlanjutan mereka. Insentif ini memberikan motivasi ekstra bagi pemasok untuk berinvestasi dalam praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.
Studi Kasus Penerapan Sustainable Supply Chain
Di era kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, banyak perusahaan global kini menerapkan sustainable supply chain atau rantai pasokan berkelanjutan. Studi kasus ini akan mengungkap bagaimana perusahaan-perusahaan terkemuka mengadopsi praktik inovatif untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
Industri Ritel
IKEA melalui IWAY Standards menekankan kepatuhan yang ketat terhadap berbagai aspek lingkungan dan sosial dalam rantai pasokan mereka. IWAY Standards adalah panduan perilaku pemasok IKEA yang mengatur persyaratan minimum untuk kondisi lingkungan, sosial, dan kerja. Salah satu contoh konkret adalah kebijakan mereka terhadap limbah berbahaya dan tidak berbahaya, di mana pemasok diwajibkan untuk mematuhi peraturan lokal serta mencatat dan mengelola limbah dengan benar. Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, pemasok diwajibkan melakukan audit internal IWAY minimal setiap 12 bulan. Ini menunjukkan komitmen IKEA terhadap kepatuhan berkelanjutan dan pengurangan dampak lingkungan dari operasi mereka.
Selain itu, IKEA juga berfokus pada pengurangan dampak lingkungan dengan target yang jelas, seperti mengurangi emisi karbon dari produksi katalog sebesar 26% pada tahun fiskal 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendekatan ini juga tercermin dalam inisiatif lainnya seperti penggunaan bahan ramah lingkungan dalam kemasan dan usaha untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya. Melalui penerapan standar ketat dan pemantauan berkelanjutan, IKEA berhasil menciptakan rantai pasokan yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Industri Teknologi
Dell mencatat pencapaian signifikan dalam rencana keberlanjutan “Legacy of Good” mereka dengan mengintegrasikan lebih dari 10.5 juta pon plastik daur ulang tertutup ke dalam produk-produk mereka sejak 2014. Target awal untuk menggunakan 50 juta pon plastik daur ulang berhasil dicapai lebih awal pada awal 2017. Selain itu, Dell telah meluncurkan lebih dari 90 produk, termasuk monitor panel datar dan komputer desktop, yang menggunakan plastik daur ulang tertutup. Proses ini mencakup pengumpulan, pemrosesan, dan penggunaan e-waste, dengan seluruh siklus dari pengumpulan hingga produk baru di tangan pelanggan memakan waktu kurang dari enam bulan.
Inisiatif Dell ini mencerminkan penerapan prinsip-prinsip sustainable supply chain (rantai pasokan berkelanjutan) dengan mengutamakan penggunaan material yang ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon. Dalam hal dampak lingkungan, proses daur ulang tertutup Dell mengurangi jejak karbon sebesar 11% dibandingkan dengan menggunakan plastik virgin. Sejak 2008, Dell telah mengumpulkan lebih dari 1.76 miliar pon elektronik bekas dan memproduksi hampir 5.000 ton plastik daur ulang dari bagian komputer. Inisiatif ini tidak hanya menghemat lebih dari USD 1 juta tetapi juga mendukung ekonomi sirkular IT dengan mengurangi ketergantungan pada bahan virgin yang mahal dan mengurangi e-waste. Evaluasi nilai kapital alam menunjukkan bahwa plastik daur ulang Dell memberikan manfaat lingkungan 44% lebih besar dibandingkan dengan plastik ABS virgin, dengan manfaat tahunan mencapai USD 1.3 juta.
Sebagai perusahaan dalam solusi manajemen rantai pasokan dan armada, TransTRACK menunjukkan komitmen kuat terhadap prinsip sustainable supply chain. Dengan menerapkan teknologi canggih dalam Supply Chain Integrator dan Fleet Operation Optimizer, TransTRACK tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga mengurangi dampak lingkungan. Melalui integrasi sistem yang memfasilitasi pemantauan dan pengelolaan sumber daya secara real-time, serta optimasi armada untuk mengurangi emisi dan konsumsi energi, TransTRACK menetapkan standar baru dalam keberlanjutan industri. Upaya ini mencerminkan dedikasi perusahaan untuk mendukung ekonomi sirkular dan memastikan bahwa setiap langkah dalam rantai pasokan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan.
Topik :